25 January 2016

hiks.

Padahal ada banyak kesempatan,
Tapi kau pilih menghindar karena luka,
Kemudian semakin larut dalam ketidakpedulian.

Lupa,
Bahwa waktu punya batas.

:'(

Ya Tuhan,
Peduli itu menyakitkan,
maka saya mulai untuk mengacuhkan.
Ketidakpedulian yang saya pupuk kini kian memuncak,
Membuat hati saya membatu,
Tanpa bisa saya kontrol lagi.

Tak mau tahu,
Tak mau ikut campur.

Kemudian malam ini dia datang,
kata-katanya sedikit,
menampar saya.

Ya Tuhan,
hati saya remuk.
Beri saya kesempatan,
untuk menunjukkan kalau saya masih peduli.

24 January 2016

#KolaborasiKarya

Hi!
Selamat bergabung!

Duniamilikangel awalnya adalah sebuah blog pribadi yang dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah saya, tetapi pada perkembangannya, ternyata candu menulis sulit untuk dilepaskan.

Kalau dulu hanya ditulis via notes Facebook, ternyata memiliki blog adalah sebuah kemewahan tersendiri, dimana saya merasa seperti memiliki dunia sendiri. 

Disinilah saya bisa berbagi tanpa ada yang menghakimi, bercerita tanpa ada yang bisa menyela.

Duniamilikangel tolong jangan diartikan bahwa ini akan melulu tentang saya, karena apa yang saya tulis bisa jadi mewakili perasaan teman-teman karena beranjak dari pengalaman atau bahkan terinspirasi dari orang yang tak saya kenal.

Menurut saya, dan memang bagi saya, menulis adalah salah satu cara agar tetap waras, karena ada banyak hal dan rasa yang terkadang tak dapat diucapkan. Maka dari itu, saya ingin mengajak teman-teman untuk juga mulai menulis.

Duniamilikangel bisa saja diganti dengan nama kalian masing-masing. Tapi semangatnya adalah satu. Hidup penuh makna untuk diabadikan dan hidup adalah juga tentang berbagi.

  Saya selalu percaya, semua hal keren dapat kita capai jika berkolaborasi. Oleh karena itu saya ingin mengajak kalian bergabung dalam #KolaborasiKarya.

Kalian dapat mengirimkan KARYA KALIAN berupa foto dan atau kutipan kalimat perasaan kalian ke email duniamilikangel@gmail.com, jangan lupa sertakan akun IG kalian.

Yuk! Mari menulis! Mari hasilkan karya indah bersama! :)


20 January 2016

Random part kesekian.

"Biar aku mikir dari sekarang.."

"Mereka terprogram kali, makanya cepet.."

"Sekali ngomong bisa menggetarkan hati para perempuan."

"Dasar kerajinan."

"Cari suara yang bagus aja kales.."

"Ayo berpikir.."

"Jadi mestinya bacanya gimana?"

"...yang penting konsisten."

"Memang ada rencana apa lagi?"

"Ini orang-orang hebat banget sih.."

"Nyomot sana sini.."

"Iya juga ya.."

"Ya gapapa, aku cuma bantu-bantu aja.." 

"Kamu mah selalu always.." 

"Aku mah gak pernah never kales.."

"Karyanya harus bener-bener bagus."

"Belom tau mau buat apa.."

"Kalo gak dijadwalin, gak mikir-mikir."

"Iya deh, tenang."

"Aku merasa kalah."

"Suka nantangin ya dia.."

"Iya udah tenang jangan panik."

"Beda konsep nih.."

"Yaa gimana bisa dicontohin."

"Asli, galak beneran."

"Mereka isinya gak jelas."

"Ini mah bukannya nungguin, tapi kerja."

"Kan ini semua bergeser yang aku lakuin.."

"Ya.. kalo karya itu harus idealis."

"Udah tenang aja."

"Haha, apaan sih kita inii..."

"Malah ketawa"

"Gak muter kok.."

"Itulah. bacanya salah intonasi."

"Ngeselin, tapi pengen bikin ngakak."

"Ya kalo personal harus konsisten."

"*ngomongin apa sih ini*"

"Amin-amin."

Sulit -.-"


19 January 2016

#30haribercerita

Foto karya : Billy Djokosetio


Budi bermimpi, ia dan ibunya pergi, kembali ke masa lampau.

Budi kecil sedang tertawa. Ibu selalu mencukupi semua kebutuhannya, terbungkus rapi dengan senyum untuk Budi. Budi tak pernah tahu ibunya perlu menjual ginjal agar Budi tetap sekolah. Ibu tak pernah mengeluh.

Budi kembali ke masa SMP, saat itu teman-temannya sering menjulukinya anak haram, karena ia hanya dibesarkan oleh seorang ibu. Semenjak itu, ada dendam di hati Budi, Budi benci, tak hanya pada teman-temannya, tapi juga pada ibunya yang membuat malu. Cita-citanya hanya satu, ia ingin pergi meninggalkan ibu secepatnya.

Tekadnya kemudian terpenuhi, dengan dalih mencari kerja, ia meninggalkan dan melupakan ibunya.

Budi terhenyak dari mimpi dan teringat sudah 15 tahun berlalu sejak peristiwa itu.
Ada sesak yang tiba-tiba menyergap, Budi mencoba menghubungi ibunya, tapi tak bisa karena kehabisan pulsa.

Di pagi harinya, dengan tergopoh-gopoh, Budi pergi ke rumah ibunya dengan sejuta rasa bersalah.

Yang didapatinya hanya rumah kosong. Kata tetangga, ibunya telah meninggal setahun lalu.

"Ini dari ibumu, ketika sekarat, ia titipkan ini pada saya. Dia selalu menantikan kamu pulang disana setiap hari," kata si tetangga sambil menunjuk tangga di depan rumah Budi.

Dengan gemetar, Budi membuka surat tersebut,
"Budi, anakku, saat kamu pamit ingin pergi mencari kerja,
hati ibu hancur karena takut kehilangan kamu,
satu-satunya anugerah yang selalu ibu syukuri dalam hidup ini.

Tapi ibu tahu, diluar sana terbuka banyak kesempatan untuk kamu berkarya,
maka ibu ijinkan kamu, meski tak rela.

Budi, anakku, Ibu selalu tahu, kamu akan berhasil.
Ibu tahu, kamu tak sempat menghubungi atau mengunjungi ibu karena pekerjaanmu,
Tak apa, Nak. Ibu akan selalu menunggu dan mendoakanmu.

Akhir-akhir ini kepala ibu sering bermasalah, sering sakit tak terduga,
Maka ibu menitipkan surat ini pada Pak Paimin,
agar jika sesuatu terjadi dan ibu tak sempat bertemu kamu,
setidaknya surat ini mampu bertemu kamu.

Ibu tahu, kamu marah pada ibu,
maafkan ibu yang selalu membuat malu, Nak.
Andai ada yang bisa ibu lakukan untuk menebus kesalahan ibu.

Ibu hanya ingin kamu tahu, Ibu selalu sayang kamu.
Selalu dan tak pernah berubah.
Semoga kamu cepat pulang, Nak.
Ibu rindu.."

Budi jatuh lemas. Mendadak ada ruang kosong di hatinya bernama rindu.
Rindu yang tak mungkin lagi terpuaskan.

#30haribercerita

18 January 2016

Mencintai dengan kebebasan

Di suatu pagi,
saya terbangun dan tetiba sedih.

Betapa rasa takut kehilangan menyergap.

Tapi mencintai berarti membebaskan.
Maka saya ingin membebaskan,
karena tak ada yang lebih membahagiakan daripada dicintai dengan kebebasan.

----------------------------------------------

Saya pernah bertanya-tanya,
mengapa Sang Pencipta memberi kebebasan kepada manusia,
ketika Ia benar-benar mencintai?

Sang Pencipta, Maha Kuasa,
mengapa tak mengekang manusia,
dengan pilihan-pilihan aman saja?
kalau pada akhirnya,
taruhannya adalah kematian yang kekal.

Apakah Ia sungguh cinta?
Atau Ia sebenarnya hanya ingin menyaksikan permaian,
lalu tertawa dengan pilihan salah yang dibuat umatNya?

---------------------------------------------

Kemudian saya masuk dalam sebuah percintaan,
dimana rasa takut kehilangan bisa datang begitu tiba-tiba.

Godaan untuk mengekang selalu ada,
tapi seringkali saya tepis jauh.

Kesadaran itu tiba-tiba muncul,
bahwa cinta bukanlah sesuatu yang dapat dipaksakan.
Semakin cinta, semakin harus bisa membebaskan,
bahwa mencintai juga berarti harus siap hancur,
ketika yang dicintai memilih untuk menjauh.

Mungkin ini jawaban Sang Pencipta

--------------------------------------------

Di suatu pagi,
saya terbangun dan tetiba sedih.

Betapa rasa takut kehilangan menyergap.

Tapi mencintai berarti membebaskan.
Maka saya ingin membebaskan,
karena tak ada yang lebih membahagiakan daripada dicintai dengan kebebasan.

15 January 2016

Dear Jun #4

Dear Jun,

Ketika ada perdebatan, bolehkah ada hubungan kakak-adik antar lawan jenis? atau bolehkah kita memiliki sahabat lawan jenis dalam status berpacaran?

Ini jawabanku, Jun..

Kamu tahu persis, bagiku, rasa 'sayang' dan 'cinta' selalu punya porsi yang berbeda.

Aku bisa saja bilang sayang ke keluargaku, teman, sahabat, bahkan semua makhluk (dalam hal ini bisa saja kubilang aku sangat sayang anjingku). Berbeda dengan kata 'cinta'. Cinta akan selalu kukatakan HANYA kepada Tuhan dan orang yang sungguh spesial dalam hidupku.

Bagiku pribadi, kata 'sayang' sudah akrab sedari kecil, ketika beberapa pria yang lebih dewasa dan dekat denganku melontarkan kalimat itu.

Pada akhirnya kata 'sayang' kuartikan sebagai tanda sayang seorang kakak kepada adiknya. Tak pernah lebih dari itu.

Bahkan saat salah seorang yang kuanggap kakak, mencoba mengubah hubungan kakak-adik menjadi hubungan yang lebih serius sebagai pasangan kekasih, aku menghindar. Aku memang sayang. Tapi... bagaimana ya menggambarkannya, bahwa sayang dan cinta sungguh berbeda bagiku. Aku pun tak akan pernah mau merusak apa yang kusebut hubungan kakak-adik, sahabat, atau teman dekat menjadi semacam percintaan. Keduanya sungguh terpisah.

Tapi aku termasuk orang yang serius dalam menghadapi suatu hubungan. Ketika seseorang kuanggap menjadi teman, sahabat, kakak, atau adik, aku selalu ingin mereka bahagia, dan aku akan melakukan semampuku agar mereka bahagia. Tapi sialnya, tindakan ini sering disalahartikan, dimaknai berbeda.

Banyak orang tak bisa menempatkan rasa 'sayang' dan 'cinta' pada porsi yang berbeda.

Ada dua hal yang paling sering terjadi dan aku sangat benci.

Yang pertama, "si penerima kebaikan" (entah orang yang kuanggap teman, sahabat, kakak atau adik) merasa kalau aku "suka" atau "cinta" mereka. Sulit mengatakannya, tapi jujur, hal ini membuat aku muak. Bertemu dengan orang yang terlalu pede, apalagi yang dengan tak tahu malu nya mengutarakan itu di depan kamu, sungguh menjengkelkan. Padahal mereka tahu dan seharusnya sangat sadar, bahwa cinta yang aku punya ini hanya milik satu orang. Selama masih bersama orang itu, cintaku akan tetap HANYA untuk dia. Bertemu dengan orang seperti ini, membuat saya berpikir seribu kali ketika ingin berbuat baik kepada mereka selanjutnya.

Yang kedua, "si penerima kebaikan" pada akhirnya menjadi tertarik dan suka padaku. Hal ini mengganggu, Jun. Kamu bisa-bisa dihantui rasa bersalah karena jadi manusia yang terlalu baik. Kamu jadi seperti terlihat memberikan harapan palsu dan jahat. Padahal bukan itu maksudmu.

Kedua hal ini sering terjadi berulang kali, Jun. Dan membuat aku menjadi sangat lelah.

Maka, kalau kamu bertanya padaku, jawabanku jelas, Jun.

Walaupun aku bisa menganggap teman / sahabat / kakak / adik angkat lawan jenis itu sungguh terpisah dari urusan percintaan, nyatanya banyak orang yang masih menyatukan dua hal tersebut dan mencampuradukkannya, dan membuat kacau. Maka akan lebih bijak kalau aku mengambil langkah seribu untuk menghindari hal-hal semacam itu.

Mencintai dan dicintai dengan takaran yang seimbang sudah membuat bahagia, Jun. Untuk apa repot-repot terjebak dalam drama konyol yang akan berujung kacau?

07 January 2016

Untuk kamu,

Ada banyak orang yang hobinya mencela,
Menjatuhkan,
Karena merasa dirinyalah yang paling tahu dan paling benar.

Komentar-komentar mereka hanya akan membuat resah.
Membuat kita merasa tak cukup pantas dan tak cukup layak.

Untungnya, Tuhan selalu punya cara untuk menyemangati.
Lihat sekeliling, caranya terlalu ajaib dan mengagumkan.

Kenyataannya,
Hidup kita berjalan,
tak berlandaskan celaan mereka.
Maka tak perlu dirisaukan.
Tak perlu didengarkan.

Jangan biarkan mereka mematahkan semangat.

Teruslah berjuang!

06 January 2016

Selamat Berjuang!

Memasuki babak baru,
tak bisa lagi menghindar,
tak ada kata mundur,
dan tak boleh ada kata menyerah.

Maju jadi satu-satunya jalan.

Mereka (baca : suara-suara dalam diri saya),
mengolok dan mengatakan bahwa saya tak mampu,
karena itu,
saya lakukan!

Haha!

Ini akan jadi permainan yang sangat menarik.

Akan saya buktikan,
bahwa ketidakmampuan hanya ada dalam pikiran,
bukan kenyataan!

sumber foto : IG @agentsteven *tiba-tiba saya suka sekali gambar ini! haha*