...

ketika waktu mulai bergejolak,
semakin membesar dan semakin meluas,

aku takut..

Sesungguhnya aku,
dan mungkin beberapa dari kalian
berharap bisa menghentikannya..

Tapi semua sia-sia..

Pada akhirnya aku menyadari,
yang dibutuhkan hanya keberanian..
untuk tetap berdiri mengikuti alunan waktu
dan kerelaan untuk tetap dibimbing waktu,
hingga ke suatu tempat yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya..

Aku hanya butuh keberanian!!

Saya hanya ingin bisa..

Saya hanya ingin bisa..
meski cemooh itu terus terlontar..

Saya hanya ingin bisa,
walaupun dihimpit waktu yang terasa semakin menyesakkan..

Saya hanya ingin bisa,
buktikan pada kamu,
bahwa saya bisa.

Saya hanya ingin bisa..
biar tawa itu berubah jadi takjub,
dan pandangan itu jadi mengarah pada pencipta..

Semua Tentang Pilihan

Di sebuah sudut batas
akan terseok-seok,
kotor dan hina,
hingga tak mampu tuk tegakkan kepala..

Di sebuah sudut batas lain
terhampiri kesucian,
pengorbanan lenyapkan hina
hingga sanggup tuk berdiri..

Di tengah batas
terbentang pilihan,
untuk jadi pemenang,
atau pecundang..
Semua tentang pilihan.

Saya masih tak bisa

Barangkali saya perlu bungkam..
Menutup mulut,
bahkan mungkin tidak perlu bicara selamanya..

Karena,
toh apa yang saya bicarakan belum dapat saya tepati..
saya belum kuat..
saya belum siap..

Dan akhirnya semua itu hanya membawa luka,
untuk saya,
untuk kamu,
dan untuk dia..

...

Aku tak tahu,
mengapa semua terasa mudah..

Aku merasa semua jalan terbuka,
dan semua kesempatan menghampiri..

Apakah ini berita baik?
Atau justru isyarat akan sesuatu yang buruk?

Baiklah,daripada berburuk sangka,
lebih baik kita syukuri apa yang terjadi hari ini,
dan mengharap hari esok yang lebih baik.

Tolong,sadarkan aku!

Tolong,
sadarkan aku bila keserakahan itu mulai kamu lihat,
sadarkan aku bila keegoisan mulai merajai,
sadarkan aku bila tak kusakiti hatimu,
sadarkan aku bila kesombongan itu mulai ada..

Karena aku lupa asal..
Lupa rupa..
dan lupa pencipta..

Aku debu dan tanah yang cenderung sombong,
serakah dan tak peduli sesama,
aku makhluk egois..

Sadarkan aku..

Sadarkan aku bila kutuju arah yang salah..

Janjiku..

Ketika apa yang kukatakan,
tak jua menjadi kelakuan,
aku hanya bisa berkata maaf,
meski kutahu Kamu sungguh kecewa..

aku menyesal..

Ketika Kamu mulai menagih kata-kataku,
aku memberikan seribu alasan..

"Baik, besok akan kutepati.."

Nyatanya..
aku hanya seorang pendusta,
yang tak mampu tuk tepati ucapanku..

Mungkin Kamu sudah benar-benar bosan mendengar celotehanku,,
Tapi ijinkan aku berjanji sekali lagi,
bahwa akan kutepati janjiku...

Catatan malam ini

sudah lewat tengah malam,
tapi masih juga aku terjaga..

Entah apa yang ada di kepalaku sekarang,,
aku tak bisa,
mungkin juga tak mau mengetahuinya..
terlalu rumit untuk dijabarkan..

Lagi-lagi aku memilih tetap bersama pikiran ini..
menghabiskan malam panjang untuk menikmati kegundahan..
Meresapi kegalauan,
hingga nanti ia tak bernyawa lagi..