hidup harus terus berjuang..

Barangkali hanya penegasan yang ditunggu,
Ditengah ribuan kesemerawutan,
yang tak lagi bisa ditolerir..

Tapi penegasan apa?
Jawaban kah?
Tujuan kah?
Atau suara hati?

Apa masih bisa dibedakan diantara deretan acak-acakan itu?

Yang ada, hanya terdiam..
Entah darimana,
Dan entah mau kemana..
Tak tahu pula, apa yang ingin dilakukan.

Bisa jadi,
Telah hilang arah.
Jauh, dibawa angin.
Begitu lemah hingga tak dapat kembali..

Yang dianggap pemimpin dan panutan,
Nyatanya hanya penghianat,
Yang tertawa ketika keadaan semakin sulit..
Berkoar-koar akan perubahan,
Nyatanya tetap praktekkan ide lama.
Tak bisa lagi dipercaya,
Karena yang dicari adalah keuntungan dirinya sendiri.

Hilang arah, hilang panutan.
Harus tetap maju walau bimbang.
Mulai lagi susun rencana,
Karena hidup harus terus berjuang.

hmm

aku hanyut dalam ribuan kata-kata yang tak mampu lagi keluar,
tertahan oleh aturan-aturan,
dan ketakutan bodoh akan persepsi lain..

merdeka,
tapi tak bebas..

terkekang,
bahkan lebih parah,
terpenjara dalam menara pertahanan diri.

menyedihkan.

*sigh*

*Sigh*

Segalanya harus dimuntahkan dulu baru bisa tenang.

Akir-akir ini semua jadi berantakan,
entah karena fokus pada yang satu,
yang lain terlupakan.

Ada kekecewaan,
ada amarah,
ada benci,
dan ada rasa kehilangan.

Tidak ada rasa senang yang menjalar,
meski yang difokuskan akirnya sukses.

*hiks*

sepertinya saya hilang arah.
semakin jauh dan semakin berpura-pura.

jadi ingin seperti itu.
hidup yang jujur,
tanpa banyak basa-basi.

harus rela iklhas,
ditambah kemauan yang amat dahsyat.

harus bisa..

Mata keranjang!

Tak ada niat untuk mengoceh,
Tak ada niat juga untuk berlagak sok benar.
Tapi kamu memang begitu.

Selalu mau yang lain,
padahal seluruh yang dipunya sudah paling bagus.

Dasar mata keranjang!

waktu milik kita

Serasa ada raga tanpa jiwa,
Ketika miliki hidup terkekang waktu.

Bukan terkekang,
hanya malas berpikir.
Malas berusaha,
akhirnya menyerah,
marah-marah.

Ya,
Hidup milik kita.
waktu milik kita,
bukan kita milik waktu.

....

Ini seperti sebuah desiran keinginan lain,
yang menuntut untuk selalu sempurna.

Kamu bukan Tuhan,
Dan kamu pun belum sepenuhnya menyadari kebobrokanmu.
Menyedihkan!

Bagaimana ini dapat terus berlangsung,
Jika kamu paksakan diri,
aku jamin, hanya kecewa yang akan kaudapati.

Ah, kalau tak bisa maju,
Jangan mundurlah setidaknya.
Kamu sudah memulai,
Harus kau selesaikan.
Tak baik setengah jalan tahu!

Jalani saja,
tapi jangan tuntut kesempurnaan.