31 December 2011

Selamat tinggal 2011 :)

Sisa waktu setengah jam ini ingin saya habiskan untuk merenung.

Ternyata satu tahun yang telah saya lewati,
ada begitu banyak tawa,
ada begitu banyak tangis,
ada begitu banyak keberhasilan,
ada begitu banyak kegagalan.

Banyak kejadian yang super baik,
tetapi banyak pula kejadian super buruk yang menimpa saya.
Setiap kejadian ada hikmahnya.
Semuanya menunjukkan penyertaan Tuhan yang tak pernah berhenti kepada saya.
Berkat dan kasihNya selalu membuat saya terharu,
bahkan saat saya dalam keadaan yang paling tidak pantas untuk dicintai sekalipun.

Tanggal satu besok, mungkin akan berbeda dari tahun-tahun lainnya.
besok akan benar-benar saya gunakan sebagai momentum perubahan.
sebagai penanda akan matinya seorang angel yang lama,
dan munculnya angel yang baru. :)

Semoga komitmen ini bisa bertahan sepanjang tahun.


Photobucket

25 December 2011

Ucapan Selamat Natal

Hari ini saya dapat banyak sekali broadcast message yang mengucapkan selamat natal,
walaupun belakangan ini BB saya sering hang dan sinyalnya sering SOS.

Terima kasih untuk setiap broadcast message yang dikirimkan untuk saya,
begitu bervariasi,
begitu menarik dan kadang ditambah dengan kata-kata yang memotivasi.
tetapi maaf, karena pasti saya tidak akan membalas broadcast message itu.

Bukan, bukan saya sombong dan besar kepala hingga tak mau membalas,
saya hanya merasa kehilangan makna.

Saya kehilangan makna dari setiap ucapan yang terangkai dengan indah,
tetapi penyampaiannya hanya dengan mencentang kotak "select all" yang tertera pada pilihan di broadcast message itu sendiri.

Saya sempat mengkambinghitamkan kemajuan teknologi.

Natal saat saya masih sekolah di tingkat SD dan SMP,
seringkali saya lewati dengan memberikan souvenir maupun kartu natal kepada teman-teman.
Kartu natal tersebut seringkali saya beli secara personal, artinya saya membeli kartu tertentu untuk orang-orang tertentu.
Begitu pula souvenir natal.
Saya ingat, saya pernah membuat hiasan boneka salju sebanyak 50 buah yang saya buat dalam waktu hampir seminggu penuh hanya untuk dibagikan kepada teman-teman saya.

Ketika SMA, ritual kado dan kartu tersebut mulai digantikan secara total dengan SMS.
Menerima SMS ucapan natal,
terutama yang mengandung gambar-gambar yang lucu, sangat membuat saya senang.

Pernah saya membuat suatu folder SMS di HP saya, dengan nama "Christmas Time",
pernah juga saya menghitung jumlah orang yang mengirimkan SMS tersebut
dan menuliskan nama-nama mereka dalam buku harian saya.

Untuk saya, setiap ucapan di hari yang special adalah sangat amat special.
Tiap orang yang memberikan selamat pada saya saat itu,
pasti orang-orang yang peduli,
mau mengeluarkan pulsa ekstra,
waktu ekstra untuk mengkhususkan mengirim ucapan selamat pada saya.

Tapi tahun ini beda.
Ketika saya sekarang punya BB dan fitur broadcast message memudahkan untuk mengirimkan pesan kepada semua orang di daftar contact tanpa terkecuali.
Sebenarnya ini bukan tahun pertama saya melewatkan natal dengan HP itu, tapi saya sudah lupa bagaimana natal tahun lalu.
Saya hanya merasa tahun ini beda.

Saya mengetahui betapa mudahnya fitur tersebut bekerja,
saya pernah menggunakannya untuk mengetest contact,
ketika BB saya baru sembuh dari hang, dlsb.
hanya tinggal mencentang di kotak tanda "select all" dan kemudian klik "send"
maka semua pesan akan terkirim tanpa saya benar-benar tahu pasti saya mengirim kepada siapa saja.
yang saya tahu semua pesan telah terkirim kepada seluruh daftar contact saya.

Sungguh, bukan maksud saya untuk menyindir apalagi menghakimi mereka yang telah mengirimkan pesan-pesan tersebut pada saya,
saya hanya merasa kehilangan makna.

Entah kenapa.

Padahal saya akui pesan yang saya dapat dari hasil broadcast message tersebut sangat bervariasi dan bagus-bagus.
Tapi saya kok lebih senang melihat pesan sederhana yang muncul di BB saya walau hanya sekedar tulisan "Selamat natal, njel.." tetapi tulisan tersebut berwarna hitam yang artinya dikirimkan khusus untuk saya.

Hanya segelintir orang yang masih menjalankan ritual pesan yang dikirim secara personal tersebut.

Hanya sedikit.

Dari sekitar 100 pesan lebih yang saya terima, mengucapkan natal,
mungkin hanya beberapa orang dibawah ini yang mengirimkan pesan personal yang mengucapkan selamat natal untuk saya.
Yang meskipun sangat sederhana, dapat membuat saya terharu karena merasa dipedulikan.

Oktavianus, Monica Gunawan, Marcia Kidarsa, Anita Rijadi, Sally Yanny, Theresia Agustina, Frans Jeremy, Rendy Dijaya, Randy Samuel, Sella, Hillary Tan, Yitno BP, Octavina, Maria Rosa Mystica, Hardijanto Widjaja, Ria Listyo, Ciptoning Hestomo, Yessy Sontani.

Terimakasih teman-teman. :')

Photobucket

Tentang kepedulian

Beberapa waktu yang lalu,
teman saya, Katarina Siena,
iseng-iseng melihat garis tangan kanan saya.
Entah darimana "ilmu"nya itu ia dapatkan,
mungkin juga hanya sekedar iseng.

Sebenarnya saya tidak terlalu percaya dengan hal-hal semacam itu,
mendengarkan hanya sebatas iseng.
Setelah banyak hal yang ditebaknya tidak begitu saya ingat lagi,
ada satu hal yang masih tetap menggelayut di pikiran saya.
Saya ingat betul saat dia billang
"intuisi lo kok menipis njel?"
saya: "intuisi itu apa ya kat?"
Katarina : "Kepekaan sama sekeliling.."
Saya tersenyum.
Katarina : "Hayoloh.."

Haha, dia benar tentang kepekaan saya yang menipis,
atau mungkin lebih tepat jika dikatakan "sengaja saya tipiskan".

Terlalu peduli dan peka dengan sekeliling,
seringkali merepotkan,
membawa saya ke dalam suatu masalah,
dan tak jarang pula menyakiti.

Maka lebih baik saya kurangi kepedulian saya.

Jika pada waktu yang lampau,
saya bisa mengetahui kesedihan seseorang, tanpa perlu ditunjukkan,
saya bisa mengetahui masalah seseorang, tanpa perlu diceritakan,
saya bisa melihat perasaan seseorang hanya dari mata,
kini semua itu saya tinggalkan.

Kadang masih suka saya lihat kesedihan dan kesendirian di beberapa mata,
tapi saya mencoba untuk cuek,
saya mencoba untuk tidak terlalu peduli lagi,
saya mencoba untuk mengurus saja diri saya sendiri.

Karena saya benci menjadi orang yang peduli,
saya benci disakiti oleh orang-orang yang bahkan tidak peduli perasaan saya.

Photobucket

21 December 2011

Halaman Motto dan Persembahan Skripsi

Skripsi ini saya persembahkan untuk para pembaca yang mencintai sejarah.


Selalu saya tekankan pada diri sendiri,
bahwa yang terpenting dalam menjalani sesuatu
adalah bagaimana kita membentuk sejarah dan berproses,
bukan hasilnya.

Karena, semakin lama semakin terlihat,
bahwa "hasil" bisa direkayasa dan dibeli,
sedangkan proses dan sejarah selalu jujur
menggambarkan siapa diri kita
serta "hasil" seperti apa yang dapat kita capai,
meskipun hasilnya tidak selalu membanggakan.


Belajar dari sejarah,
berusaha melakukan proses yang maksimal,
ditambah dengan doa,
selalu saya yakini sebagai kunci kesuksesan.


Angelia Stephanie

20 December 2011

Munafik!

Selamat!
Munafik yang sempurna, teman..
Sangat sempurna malah..

Dari sini aku masih dapat melihat,
Senyum terpampang jelas.
Sayap itupun masih juga membawa kamu terbang,
tapi jauh dari semua hingar bingar ini,
kamu tak lebih hanya sampah.
SAMPAH!

Kamu selalu berkomentar tentang mereka,
mengeluh dengan apa yang mereka kerjakan,
bersikap seolah kamu yang selalu benar dan suci,
Lalu, sekarang apa bedanya kamu dengan mereka?

Oh ya,
aku mengerti,
tentu bedanya adalah kamu lebih hina,
karena kamu MUNAFIK!

Munafik yang kamu bungkus dengan sangat rapi, teman,
Hebat!
Sampai-sampai aku sampai tak lagi mengenali kamu.
Haha..

Tapi kamu harus tahu teman,
kebenaran itu suatu kali akan terungkap,
kamu tak bisa terus sembunyi!
Jangan lari, hadapi!
Toh semua ini salahmu.
Jangan lagi cari kambing hitam,
hadapi!

DASAR MUNAFIK!

Photobucket

15 December 2011

Saya selalu pilih yang salah.

si pendosa.
yang tak bisa tegar,
yang hina,
yang iri,
yang sombong,
yang bermuka dua.

Dan ya,
kamu hati-hati,
karena saya si pendosa,
yang mungkin akan mengelabui kamu.
Tuhan, aku cemburu,
tapi cinta harus membebaskan,
perasaan ini harus lepas.

dia ada di dalam,
dan aku mencoba mengerti.
dalam diam dan ringkihnya malam.

pikiran semakin memburu,
membawa aku jauh
dan semakin tak bisa kompromi.

Tuhan, aku ingin belajar,
bahwa cinta semakin berarti ketika ada kebebasan.
kebebasan yang sebebas-bebasnya,
seperti yang Kau beri padaku.
ajar aku mengerti,
ajar aku untuk menghargai setiap kebebasan
ajar aku untuk menghargai setiap kebebasan
dan tak selalu hanya mengeluh.

Photobucket