16 October 2012

Kamu mampu.

Kehilangan niat membagi cerita,
tak merasa ada kepentingan lagi.

Ia tak pernah mengerti,
dihatinya hanya ada prasangka buruk tentangmu.

Baiklah,
jika bicara hanya untuk mematahkan semangat,
lalu untuk apa?

Berjuanglah sendiri, sayang!
Kamu mampu.

11 October 2012

Percaya?

Bisakah kita sungguh-sungguh percaya saja?

Saya curiga,
kita memang tidak benar-benar mengamini doa,
karena faktanya kita hanya mengharapkan yang terbaik menurut kita,
yang akan terjadi.
Bukan apa yang Bapa kehendaki.

Kemudian datanglah saat itu,
dimana apa yang terjadi bukanlah situasi yang kita harapkan.
Buruk menurut kita.

Kita anggap Bapa tak mendengar dan tak peduli.
Kita mulai panik dan khawatir.
Menyalahkan diri sendiri,
marah kepada orang lain,
merasa gagal, sedih, kehilangan arah dan kecewa.
Cengeng.

Kita mengurung diri dalam kungkungan gelap
dan merasa bahwa inilah akhir dunia.

Kita lupa bahwa Bapa yang mendengar doa
adalah Dia yang Maha Tahu dan Maha Mengerti.
Dia paham benar akan kebutuhan anakNya,
dan mengetahui dengan pasti hal yang terbaik untuk anakNya.
Dia mengijinkan semua hal terjadi untuk mendatangkan kebaikan.

Terkadang Dia hanya ingin mengajarkan kita untuk menanti dengan sabar,
ketika kita merasa Dia tak mendengar jeritan kita.
Terkadang Dia hanya ingin melatih kita agar lebih kuat,
ketika kita diperhadapkan dengan kegagalan.
Terkadang Dia hanya ingin menghindarkan kita dari bahaya yang lebih besar,
saat kita merasa Dia membawa kita ke dalam situasi sepertinya buruk.

Dia hanya ingin kita dapat mempercayai-Nya,
meski jalan yang terlihat begitu mengerikan dan mustahil di mata manusia.

Kita memang tak akan pernah mengerti rencanaNya dalam hidup kita,
tapi,
Bisakah kita sungguh-sungguh percaya saja?

Semangat!

Sejenak saya merasa limbung,
orang terdekat yang saya kira dapat menghibur,
malah melontarkan komentar negatif.
Semua itu membuat hati saya hancur,
mengikuti harapan yang memang sedang tenggelam.

Tapi saya belum menyerah.
Saya masih kuat dan akan terus berjuang.
Rasa sakit dan perasaan gagal cukup sampai disini,
saya akan memulai lembaran baru.

Saya ikhlas, sungguh ikhlas.
Saya percaya hidup memang selalu terjadi dengan urutan yang tepat,
untuk memberikan pelajaran dan mendewasakan.

Untuk menapaki hari esok,
Pada akhirnya saya diarahkan untuk mengerti,
bahwa apa yang saya inginkan,
belum tentu yang terbaik untuk masa depan saya,
dan bahwa kegagalan adalah awal dari keberhasilan.

SEMANGAT! :)

02 October 2012

pudarnya impian

Saya mencoba mengartikan impian,
menalaahnya menjadi butiran-butiran kecil harapan yang saling terkait.
Dengan polos dan lugu,
saya memutar imajinasi manis dalam kepala,
lalu berlari mengejarnya.

Satu yang saya tanamkan,
bahwa usaha dapat membuat segalanya berhasil.
nyatanya tak semudah membalikan telapak tangan.

Arogansi korporat,
ditambah dengan ketidakpedulian pihak terkait,
mematahkan impian saya,
menghancurkannya tanpa ampun hingga luluh lantak.

Segala perjanjian ini,
menggiring saya kepada suatu titik muak,
yang sungguh-sungguh melemahkan segala pemikiran positif yang tertanam.

Saya jenuh.
Barangkali ini memang hukuman,
atas kesombongan yang mendarah daging,
yang terlalu percaya dengan kekuatan diri sendiri.
Hingga akhirnya harus ditampar dengan keras,
baru sadar.