15 August 2010

Dasar Egois!

Keberanian itu seolah memudar,
diikuti anggota tubuh yang kian malas menuruti hati.
Padahal rasa sudah babak belur,
tapi raga tetap tak mau tahu.
Dasar Egois!

13 August 2010

Jangan sampai tersesat..

Hei!
hati-hati kamu tersesat,
jangan lari terlalu jauh!

Kalau masih bisa dengar suara itu,
jangan tutup telinga,
Kalau masih bisa lihat tanda itu,
jangan butakan mata..

Karena walaupun hanya jalan,
jika kamu tak peduli sekeliling,
kamu bisa tersesat,
semakin jauh,
dan akhirnya tak bisa ditemukan..

Jangan nakal ya!
Hati-hati,
jangan sampai tersesat..

:D

11 August 2010

hmmm..

Lain kali kalau saya bilang apa,
Dan kamu rasa saya bijak,
Kamu boleh ikuti kata2 saya..

Tapi jangan sekali-kali,
Kamu berpikir kalau saya sempurna,
Karena saya pun yakin di dunia ini tidak ada yang sempurna..

Saya hancur,
Hati saya pun sudah retak,
Saya terluka,
Tapi kamu tak perlu tahu..

Karena kalau kamu tahu barangkali cemoohan yang akan kamu lontarkan,
Atau nada2 kasihan..

Saya benci itu..
Saya bisa sendiri..

Membangun diri diatas pecahan kaca itu,
Mencoba tetap berdiri dan membalut rapat lukanya..

06 August 2010

Menjadi dewasa.. :)

Menjadi dewasa, bisa dibilang menjadi hal yang menakutkan untukku. Entah kalian pernah merasakan ketakutan yang sama atau tidak, yang jelas, menurutku dewasa itu sebuah fase yang mengerikan. Bukan mengerikan dalam arti horror dan sebagainya, tapi mengerikan, karena mulai saat inilah aku seakan harus berjuang untuk hidupku sendiri. Sebuah masa dimana aku harus memacu diriku untuk terus berkembang.

Dituntut menjadi dewasa, secara khusus kurasakan saat aku menginjak bangku perkuliahan. Jujur, masa ini merupakan masa yang baru dan asing bagiku tentu dengan teman-teman di lingkungan yang baru pula. Semua terasa lebih bebas.

Pada awalnya aku merasa agak risih melihat sekumpulan teman-teman yang membentuk kelompok dan merokok di sekitar area kampus. Pemandangan yang tak pernah kulihat di masa sekolah tentunya. Mereka terlihat santai dan tak merasa canggung sedikitpun. Malahan menggoda orang-orang yang lewat di dekatnya. Untungnya aku kenal beberapa orang dari mereka, sehingga setiap kali aku lewat, aku cukup melontarkan senyuman pada mereka.

Waktu terus berjalan dan lama-lama aku mulai terbiasa dengan keadaan itu. Tapi baru saja bisa beradaptasi dengan satu hal itu, aku dipaksa beradaptasi juga dengan keadaan dimana banyak teman-teman yang sering bolos dan hanya menitip absen saat pelajaran berlangsung. Sebenarnya ada teman yang berjuang untuk hadir disetiap perkuliahan tanpa kata terlambat, tetapi banyak juga yang malah sengaja menerlambatkan dirinya. Hmm..Saat ini aku merasa melihat sisi dewasa masing-masing pribadi. Mungkin itulah dewasa. Kita bebas memilih, mana yang menurut kita terbaik untuk diri kita.

Satu hal yang sangat membuatku takut terhadap dunia dewasa adalah saat beberapa temanku dengan jujur mengaku kepadaku bahwa mereka sudah tidak perawan lagi. Sebenarnya kata-kata itu seperti petir yang meluluhlantahkan kepercayaan diriku. Ya, kepercayaan diriku selama ini, yang beranggapan bahwa hal-hal seperti itu tidak akan pernah mungkin ada di dekatku. Aku beranggapan bahwa hal-hal seperti itu hanya ada di TV-TV dan, Ah! Pokonya jauh dariku. Ternyata aku keliru.

Hal ini membuka mataku, bahwa dunia seperti inilah yang sedang dan akan terus aku hadapi untuk selanjutnya. Dan kalian tahu, semalaman aku tak bisa tidur memikirkan tentang menjadi dewasa, pergaulan orang dewasa dan candaan orang-orang disekitarku yang mulai tidak aku sukai. Entah kalian akan berpikir bahwa aku kolot, atau barangkali kuper, aku tak peduli. Tapi yang jelas, candaan-candaan yang menyerempet ke hal-hal yang berbau pornografi sangat tidak aku sukai. Aku tak pernah bisa menangkap adanya hal-hal yang lucu dari candaan tersebut. Huff..

Ada dua hal yang mengganjal untuk kuungkapkan, yang pertama, Tuhan, kenapa Engkau ijinkan aku untuk mengetahui rahasia temanku? Mengapa Engkau begitu percaya padaku sehingga temanku dapat dengan pasrah menceritakan rahasia terbesarnya padaku? Kenapa aku diijinkan untuk tahu? Yang kedua, aku sungguh-sungguh ingin memohon pertolongan Tuhan untuk melindungiku.

Aku mencoba mulai memahami, bahwa mungkin beginilah dunia dewasa itu, semua orang pasti akan mengalaminya. Balik lagi kepada diri kita masing-masing, apakah ingin ikut arus dan melebur menjadi satu bagian dengannya, ataukah benar-benar mempertahankan iman kita di tengah bayaknya cobaan. Kalau boleh jujur, aku bingung dan seringkali malam-malamku kuhabiskan hanya untuk merenungkan kehidupan dewasa ini.

Akhirnya aku menemukan sebuah prinsip hidup untuk menghadapi kedewasaan yang menakutkan. Prinsip ini mungkin akan terus kupakai hingga nanti kutemukan prinsip lain yang akan lebih menguatkan. Prinsipku adalah, dalam setiap apa yang aku lakukan, aku akan perjuangkan yang terbaik dari diriku untuk tetap setia kepada Tuhan dan memberikan yang terbaik untuk-Nya.

Walaupun belum meresap sepenuhnya dalam kehidupanku, prinsip itu sudah mulai kujalani. Untuk menjadi dewasa, aku tidak pernah berjuang untuk menjadi yang terbaik, karena jika didasari prinsip untuk menjadi yang terbaik, bisa saja aku menghalalkan segala cara. Aku lebih memilih berusaha melakukan yang terbaik untuk Tuhan saja. Karena melakukan yang terbaik untuk Tuhan, seringkali aku juga dapat bonus, mendapatkan apa yang terkadang disebut “terbaik” juga.. :)

03 August 2010

ngeselin, mending ga ditulis, haha...

Kali ini kamu boleh bilang saya pelit,

saya tersenyum
tapi kamu tak boleh tau alasannya..

Lain kali saya gundah sampai nangis pun,
kamu juga tak boleh tahu alasannya..

Pokoknya kali ini saya mau jadi orang pelit..
Benar-benar pelit..

Habis, saya capek,
kalau saya sudah rela membuka diri,
kalian pasti akan menilai dan mengkritik seenaknya,
padahal semua itu ada alasan..

Ah yaa...
entah alasan atau cuma pembelaan diri sih..
ga peduli lah..

Pokonya ini rahasia..
Kali ini saya mau pelit..hahaha..