02 October 2012

pudarnya impian

Saya mencoba mengartikan impian,
menalaahnya menjadi butiran-butiran kecil harapan yang saling terkait.
Dengan polos dan lugu,
saya memutar imajinasi manis dalam kepala,
lalu berlari mengejarnya.

Satu yang saya tanamkan,
bahwa usaha dapat membuat segalanya berhasil.
nyatanya tak semudah membalikan telapak tangan.

Arogansi korporat,
ditambah dengan ketidakpedulian pihak terkait,
mematahkan impian saya,
menghancurkannya tanpa ampun hingga luluh lantak.

Segala perjanjian ini,
menggiring saya kepada suatu titik muak,
yang sungguh-sungguh melemahkan segala pemikiran positif yang tertanam.

Saya jenuh.
Barangkali ini memang hukuman,
atas kesombongan yang mendarah daging,
yang terlalu percaya dengan kekuatan diri sendiri.
Hingga akhirnya harus ditampar dengan keras,
baru sadar.


0 comments: