11 October 2012

Percaya?

Bisakah kita sungguh-sungguh percaya saja?

Saya curiga,
kita memang tidak benar-benar mengamini doa,
karena faktanya kita hanya mengharapkan yang terbaik menurut kita,
yang akan terjadi.
Bukan apa yang Bapa kehendaki.

Kemudian datanglah saat itu,
dimana apa yang terjadi bukanlah situasi yang kita harapkan.
Buruk menurut kita.

Kita anggap Bapa tak mendengar dan tak peduli.
Kita mulai panik dan khawatir.
Menyalahkan diri sendiri,
marah kepada orang lain,
merasa gagal, sedih, kehilangan arah dan kecewa.
Cengeng.

Kita mengurung diri dalam kungkungan gelap
dan merasa bahwa inilah akhir dunia.

Kita lupa bahwa Bapa yang mendengar doa
adalah Dia yang Maha Tahu dan Maha Mengerti.
Dia paham benar akan kebutuhan anakNya,
dan mengetahui dengan pasti hal yang terbaik untuk anakNya.
Dia mengijinkan semua hal terjadi untuk mendatangkan kebaikan.

Terkadang Dia hanya ingin mengajarkan kita untuk menanti dengan sabar,
ketika kita merasa Dia tak mendengar jeritan kita.
Terkadang Dia hanya ingin melatih kita agar lebih kuat,
ketika kita diperhadapkan dengan kegagalan.
Terkadang Dia hanya ingin menghindarkan kita dari bahaya yang lebih besar,
saat kita merasa Dia membawa kita ke dalam situasi sepertinya buruk.

Dia hanya ingin kita dapat mempercayai-Nya,
meski jalan yang terlihat begitu mengerikan dan mustahil di mata manusia.

Kita memang tak akan pernah mengerti rencanaNya dalam hidup kita,
tapi,
Bisakah kita sungguh-sungguh percaya saja?

0 comments: