02 August 2015

Jujur

Terlempar ke masa lampau,

Saya masih dengan seragam putih merah,
perbendarahaan kata saya masih tak banyak.
Tapi orang besar itu selalu bilang, 
"kamu harus berkata jujur!"
Entah mengapa, kalimat itu tertancap dalam ingatan.

....di kemudian hari, jujur jadi sesuatu yang penting.
Paling tidak bagi saya.

Rasa tak tenang selalu menghantui,
ketika kata terlontar tak sesuai hati.

Orang besar itu kini datang lagi,
di saat saya sudah cukup besar untuk menentukan sikap.

Mereka memaki,
karena saya jujur.
karena saya tak terbiasa untuk cepat cari alasan.
Mereka bilang saya bodoh.

Sesungguhnya ada bagian dalam batin saya berontak,
geram tak karuan.

Bagaimana mungkin, jujur jadi salah,
padahal dari kecil mereka ajar saya untuk punya prinsip.

Dalam sedih saya meratap,
Barangkali, munafik memang sudah jadi trend,
mengalahkan hati nurani.

.....

dan saya selalu hanya jadi bagian kecil dari minoritas,
yang masih ingin bertahan untuk jujur,
setidaknya menyelaraskan apa yang terasa dengan apa yang terucap.
Walau mereka selalu bilang tolol.

0 comments: