Saya hanya setitik kecil yang belagu dan sombong.
Saya pikir bisa menggenggam keabadian dengan kebanggaan.
Padahal yang abadi itu bisa hilang hanya dalam sekejap.
Saya kelimbungan,
kehilangan arah dan pegangan.
Harus apa?
Harus apa?
Saya tak dapat menjawabnya.
Menyedihkan,
hati saya ternyata sudah tak bisa lagi dipercaya.
Tampaknya ia sudah kehilangan panca inderanya.
Karena telah dibutakan dan ditulikan berkali-kali.
Terlalu banyak, memang menyakitkan.
Saya mencoba menelusuri jalan setapak,
dengan tubuh lunglai.
Sedikit demi sedikit.
Membawa saya ke arah yang berlawanan.
Kenangan itu mencengkram erat.
Membuat bulir-bulir airmata terus jatuh,
meski saya terus berkata pada diri sendiri.
"Jangan cengeng! Kamu harus kuat, sayang"
.........
...........
Tuhan, saya menyerah.
Maaf untuk segala kesombongan dan keegoisan
yang saya paksakan terus menerus.
Ajar saya untuk pasrah.
Buatlah saya kuat,
Saya ingin ikut saja kehendakMu.
1 comments:
wihh dalam bgt nih :o
Post a Comment